Guys, pernah gak sih kalian bertanya-tanya, kenapa sih konflik antara Palestina dan Israel ini gak ada habisnya? Kayak sinetron yang episodenya panjang banget, kan? Nah, biar kita semua paham, yuk kita bedah kronologi konflik Palestina-Israel dari awal sampai sekarang. Siap-siap ya, ini bakal panjang dan penuh lika-liku!
Akar Konflik: Janji yang Tumpang Tindih (Awal Abad ke-20)
Oke, jadi gini, semuanya berawal dari awal abad ke-20. Saat itu, wilayah Palestina masih dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman. Tapi, ada dua janji penting yang muncul dan jadi akar masalah hingga kini. Pertama, ada Deklarasi Balfour tahun 1917 dari Inggris yang menjanjikan pembentukan "rumah nasional" bagi bangsa Yahudi di Palestina. Kedua, ada janji Inggris kepada bangsa Arab untuk memberikan kemerdekaan wilayah-wilayah Arab, termasuk Palestina, setelah Perang Dunia I, sebagai imbalan atas bantuan mereka melawan Kekaisaran Ottoman.
Bayangin deh, dua janji yang kayaknya gak sinkron. Di satu sisi, Inggris mau kasih sebagian wilayah Palestina buat bangsa Yahudi, di sisi lain, mereka juga janjiin kemerdekaan buat bangsa Arab di wilayah yang sama. Nah lho, gimana tuh? Dari sinilah mulai muncul ketegangan antara bangsa Yahudi yang berdatangan ke Palestina dan bangsa Arab yang udah lama tinggal di sana.
Meningkatnya Imigrasi Yahudi dan Reaksi Arab
Setelah Deklarasi Balfour, imigrasi orang Yahudi ke Palestina meningkat pesat. Mereka datang dari berbagai negara, terutama Eropa, untuk membangun kembali tanah air mereka. Gerakan Zionisme, yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina, semakin kuat. Tapi, hal ini tentu saja gak disukai oleh bangsa Arab Palestina. Mereka merasa tanah mereka direbut dan identitas mereka terancam. Aksi protes dan kekerasan mulai sering terjadi antara kedua belah pihak.
Ketegangan ini mencapai puncaknya pada tahun 1936-1939 dengan pecahnya Pemberontakan Arab Besar. Pemberontakan ini merupakan wujud kemarahan bangsa Arab atas imigrasi Yahudi dan kebijakan Inggris yang dianggap pro-Yahudi. Inggris dengan brutal menindak pemberontakan ini, tapi konflik antara Arab dan Yahudi tetap membara.
Rencana Pemisahan dan Perang 1948 (Pasca Perang Dunia II)
Setelah Perang Dunia II, Inggris udah gak sanggup lagi ngurusin Palestina. Mereka lalu menyerahkan masalah ini ke PBB. PBB kemudian mengusulkan Rencana Pemisahan (Resolution 181) pada tahun 1947. Rencana ini membagi wilayah Palestina menjadi dua negara: satu untuk bangsa Arab dan satu untuk bangsa Yahudi, dengan Yerusalem sebagai wilayah internasional. Bangsa Yahudi menerima rencana ini, tapi bangsa Arab menolaknya mentah-mentah.
Penolakan ini berujung pada Perang Arab-Israel pertama tahun 1948, tepat setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, Suriah, dan Irak menyerbu Israel. Tapi, Israel berhasil memenangkan perang ini dan bahkan memperluas wilayahnya di luar wilayah yang dialokasikan oleh PBB. Ratusan ribu warga Palestina terpaksa mengungsi dan menjadi pengungsi di negara-negara tetangga. Peristiwa ini dikenal oleh bangsa Palestina sebagai Nakba atau "Malapetaka".
Krisis Suez, Perang Enam Hari, dan Perang Yom Kippur (1956-1973)
Setelah perang 1948, konflik antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya terus berlanjut. Pada tahun 1956, terjadi Krisis Suez ketika Israel, Inggris, dan Prancis menyerbu Mesir setelah Mesir menasionalisasi Terusan Suez. Israel berhasil menduduki Semenanjung Sinai, tapi kemudian dipaksa mundur oleh tekanan internasional.
Perang Enam Hari pada tahun 1967 menjadi titik balik penting lainnya. Israel menyerang Mesir, Yordania, dan Suriah dan berhasil merebut wilayah-wilayah penting seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Semenanjung Sinai. Akibatnya, jutaan warga Palestina berada di bawah pendudukan Israel. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 242 yang menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah-wilayah yang diduduki dalam perang tersebut, tapi Israel tidak sepenuhnya mematuhi resolusi ini.
Pada tahun 1973, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada Hari Raya Yom Kippur. Awalnya, mereka berhasil meraih beberapa kemenangan, tapi Israel berhasil memukul balik dan mempertahankan wilayahnya. Perang ini menunjukkan bahwa konflik Arab-Israel belum selesai.
Intifada Pertama dan Kedua (1987-2005)
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina memicu perlawanan dari warga Palestina. Pada tahun 1987, pecah Intifada Pertama atau Pemberontakan Pertama. Warga Palestina melakukan aksi protes, demonstrasi, dan serangan terhadap pasukan Israel. Intifada ini berlangsung hingga tahun 1993 dan menyebabkan ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Setelah Intifada Pertama, dilakukan serangkaian perundingan damai antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Perundingan ini menghasilkan Perjanjian Oslo pada tahun 1993, yang memberikan otonomi terbatas kepada Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Tapi, proses perdamaian ini kemudian macet karena berbagai faktor, termasuk penolakan dari kelompok-kelompok garis keras di kedua belah pihak dan pembangunan permukiman Israel di wilayah pendudukan.
Pada tahun 2000, pecah Intifada Kedua atau Pemberontakan Kedua. Intifada ini lebih বেশি violent dari yang pertama, dengan serangan bom bunuh diri dari pihak Palestina dan operasi militer besar-besaran dari pihak Israel. Intifada Kedua berlangsung hingga tahun 2005 dan menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan kerusakan.
Konflik Gaza dan Situasi Terkini (2006-Sekarang)
Setelah Israel menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005, kelompok Hamas memenangkan pemilihan umum di wilayah tersebut pada tahun 2006. Israel dan Mesir kemudian memberlakukan blokade terhadap Gaza, yang menyebabkan kondisi kemanusiaan yang buruk di wilayah tersebut.
Sejak tahun 2008, telah terjadi beberapa konflik besar antara Israel dan Hamas di Gaza. Israel melancarkan operasi militer besar-besaran ke Gaza untuk menghentikan serangan roket dari Hamas. Konflik-konflik ini menyebabkan ratusan bahkan ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak, terutama warga sipil Palestina. Situasi di Gaza tetap sangat tegang dan tidak stabil hingga saat ini.
Selain konflik di Gaza, pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat terus berlanjut. Hal ini semakin memperumit upaya perdamaian antara Israel dan Palestina. Proses perdamaian antara kedua belah pihak практически terhenti dan belum ada tanda-tanda akan segera dilanjutkan.
Kesimpulan
Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang kompleks dan berakar dalam sejarah panjang. Konflik ini melibatkan perebutan wilayah, identitas, dan hak-hak dasar manusia. Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, diperlukan solusi yang adil dan komprehensif yang menghormati hak-hak kedua belah pihak. Semoga artikel ini bisa memberikan kalian gambaran yang lebih jelas tentang kronologi konflik Palestina-Israel. Tetap semangat dan terus cari informasi ya, guys!
Lastest News
-
-
Related News
Netflix Stock Price Today: What's Happening?
Alex Braham - Oct 23, 2025 44 Views -
Related News
Liverpool Vs. Manchester City: A Storied Rivalry
Alex Braham - Oct 31, 2025 48 Views -
Related News
5 Pemain Sepak Bola Terkaya Di Dunia Tahun 2022
Alex Braham - Oct 30, 2025 47 Views -
Related News
Jang News Today: Breaking News & Live Updates
Alex Braham - Oct 23, 2025 45 Views -
Related News
Colin Firth's Age In 2008: A Look Back
Alex Braham - Oct 23, 2025 38 Views